Beranjak ke Perguruan Tinggi Negri

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatu.

Sudah beberapa bulan saya tidak mengirim postingan-postingan di blog, karena sibuk dengan tugas-tugas akhir di sekolah dan persiapan masuk perguruan tinggi negri. Mungkin hari ini saya cuma mau mendeklarasikan rasa senang saya, dengan kata lain curhat dalam ketikan lah. Akhir semester memang sungguh masa-masa yang indah dan suram, karena tugas yang banyaknya bukan main, belum lagi menuju ke ujian nasional, ujian kompetensi (SMK), dan seleksi masuk perguruan tinggi.


Sekarang ini saya akan mulai membahas tentang perbedaan mendasar antara Ujian Nasional (UN), dan Seleksi Masuk Perguruan Tinggi (SMPT).
Ujian Nasional merupakan tes yang digunakan sebagai evaluasi hasil pembelajaran seorang siswa/pelajar dalam waktu beberapa semester, seperti saya 6 semester dan memiliki standar nilai tersendiri.
Sedangkan,
Seleksi Masuk Perguruan Tinggi merupakan tes yang digunakan untuk menyeleksi para peminat suatu program studi pada sebuah perguruan tinggi dan tidak memiliki standar nilai tersendiri. Jadi, jumlah yang di terima berdasarkan apa? Jumlah yang di terima di program studi dari suatu universitas iyalah berdasarkan kuota yang bisa di tampung.
Jadi kalau misalnya, kuota hanya 10 kursi dan peminat 100 orang, maka 10 nilai tertinggilah yang akan menduduki kursi dari kuota tersebut.

Kebetulan saya ikut 2 seleksi perguruan tinggi, yaitu Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi (SNMPTN) dan Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi (SBMPTN).

SNMPTN -- Jalur undangan yang di subsidi langsung oleh pemerintah, jadi biaya registrasi gratis.
SBMTPN -- Jalur Tes tertulis yang di subsidi sebagian oleh pemerintah, jadi biaya registrasi dan test hanya Rp. 100000, sedangkan biaya kuliah tetap di subsidi oleh pemerintah.

Untuk pilihan program studi saya ketika SNMPTN ini


Dan adapun hasilnya ketika pengumuman SNMPTN iyalah

Nah kita udahan yah bahas SNMPTN hehehe..

Lanjut ke SBMPTN.

SBMPTN merupakan seleksi menggunakan tes tertulis yang biayanya cukup murah dan biaya kuliah di PTN tersebut terbilang murah karena apabila lulus di jalur ini, masih tetap di subsidi oleh pemerintah. Penilaian SBMPTN ini sangatlah obyektif, dengan kata lain tergantung dari nilai para peminat program studi tersebut. Seperti analogi saya tadi, jika ada 10 kuota dan 100 peminat, maka 10 tertinggilah yang akan di ambil.

Kebetulan beberapa bulan sebelum SBMPTN, saya telah mempersiapkan dini untuk menghadapi soal-soalnya dengan menjawab soal-soal tahun lalu.

Waktu SBMPTN, tersedia 3 program studi/jurusan yang bisa saya ambil. Jadi saya ambil fakultas yang peminatnya cukup banyak dan kata orang-orang "susah masuknya, apalagi susah keluarnya (lulusnya)" dan saya juga disarankan oleh salah satu sahabat saya untuk mencari pilihan yang akreditasinya A (akreditasi Perguruan Tinggi bisa di lihat di ban-pt.kemdiknas.go.id/direktori.php ). Jadi ini pilihan saya waktu SBMPTN

1. Institut Teknologi Bandung - Sekolah Teknik Elektro dan Informatika
2. Institut Teknologi Bandung - Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
3. Universitas Hasanuddin - Teknik Elektro

Maaf, saya lupa taruh dimana file kartu peserta saya, jadi saya ketik saja pilihan saya.
Mata Pelajaran yang di ujikan iyalah Tes Potensi Akademik (45 nomor), Matematika Dasar (15 nomor), Bahasa Indonesia (15 nomor), Bahasa Inggris (15 nomor), Matematika IPA (15 nomor), Fisika (15 nomor), Kimia (15 nomor), dan Biologi (15 nomor).
Strategi yang saya lakukan iyalah jawab yang saya ketahui dan jangan jawab ketika saya tidak tahu jawabannya, karena penilaiannya iyalah benar 4 dan salah -1. Dan kebetulan ketika SBMPTN itu, saya terkena flu jadi konsentrasi saya sangatlah menurun ditambah tingkat kesulitan SBMPTN  iyalah setara soal olimpiade, karena memang bertujuan untuk menyeleksi, jadi yang saya jawab terbilang sedikit untuk lolos di ITB hehehe

Jadi kalau saya tidak salah ingat,
Tes Potensi Akademik cukup mudah, jadi saya menjawab 40 nomor.
Matematika Dasarnya lumayan buat saya blank beberapa menit karena saya sedang terkena flu, jadi saya biarkan ingus saya mengalir terlebih dahulu untuk beberapa saat hehehe. Di akhir waktu, Matematika dasar yang saya jawab iyalah 5 nomor.
Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris saya sikat dengan menjawab semua, masing-masing 15 nomor.
Untuk Matematika IPA lumayan membuat saya berfikir, karena levelnya lumayan sulit. Jadi saya cuma menjawab 3 nomor.
Untuk Fisikanya saya rasa cukup mudah, jadi saya menjawab 6 nomor.
Untuk Kimia, mata pelajaran yang saya tidak terlalu senangi karena membahas tentang atomic particle dan sebagainya hehe jadi saya hanya menjawab 2 nomor.
Untuk Biologi, kebetulan saya tidak belajar biologi di SMK saya, jadi pengetahuan saya agak minim tentang Biologi. Jadi saya hanya menjawab 2.
Namun saya tidak berani membuktikan kebenaran dari jawaban saya, jadi saya selalu menghindar ketika ada bimbingan belajar atau sesuatu di internet yang saya dapat yang berisi kunci jawaban SBMPTN 2014 hehehe

Dari hasil tes tersebut, dapat membawa diri saya ke
Alhamdulillah, saya sangat senang karena bisa melanjutkan ke PTN.
Apalagi PTN terbaik se-Indonesia Timur katanya. Kampusnya masih lumayan baru, bisa dilihat review kampusnya di sini http://www.kaskus.co.id/thread/5107da8f4f6ea1e678000000/gtgt-review-fakultas-teknik-unhas-di-gowa-ltlt dan lagi saya angkatan ke-3 di kampus tersebut karena peralihan kampus.

Meskipun seperti itu, saya tetap percaya bahwa
Dimanapun menimba ilmu, bagus buruknya tempat menimba ilmu, tetap saja kesuksesan itu datang dari kemauan dan kerja keras seseorang.

Jadi sekarang aku telah beranjak dari SMK Telkom Sandhy Putra 2 Makassar, Teknik Komputer dan Jaringan ke Universitas Hasanuddin, Teknik Elektro.

Kebetulan juga biaya SPP saya persemester (kalkulasi 6 bulan) di SMK lebih mahal di banding biaya kuliah saya persemeter. Di SMK Telkom saya harus membayar Rp.380000 perbulan, dijadikan persemester Rp. 2280000, woow. Sedangkan di kampus, saya cukup membayar Rp. 750000 persemester hehehe.

Jadi belajar yang baik, dan teruslah berjuang di jalan Allah. Allahu Akbar !!!

Mungkin sekian cerita pendek saya, mohon maaf bila ada sepatah kata yang kurang berkenan.

Wassalamualaikum warahmatullah wabarakatu